Wabah perayaan baru bukan hanya di Kota namun itu merambah ke Desa-Desa
mulai dari kalangan masyarakat biasa hingga masyarakat elite serta
Banyak aktivitas di tengah-tengah masyarakat yang tergolong sebagai
virus yang membahayakan aqidah umat Islam. Aktivitas bertahunbaruan
(Masehi) termasuk yang harus kita waspadai.
Tiap tahun, sangat banyak umat Islam yang terlibat dalam aktivitas yang ikut mensponsori bahkan menjadi pelopor perayaan tahun baru Masehi tersebut Padahal, di balik perayaan tahun baru Masehi ada resiko aqidah karena acara itu disuguhkan minuman beralkohol dan dugem tanpa ada batasan.
Memang sangat memprihatinkan saat menyaksikan performa banyak umat Islam di setiap perayaan tahun baru Masehi. Kecuali soal ancaman rusaknya aqidah, mereka yang bertahun-baruan Masehi juga melakukan beragam aktivitas yang tergolong sia-sia.
Lihatlah berbagai kegiatan yang kerap terjadi di perayaan tahun baru Masehi itu: Begadang semalam suntuk, berkonvoi dengan motor/mobil, bernyanyi-nyanyi, makan-makan, meniup terompet, membakar kembang api, dan hal-hal lain yang serupa dengan itu.
Harus kita akui, pengaruh media itu dahsyat. Misal, dari tahun ke tahun, lewat berbagai pemberitaan, pikiran kita seperti dicekoki bahwa perayaan tahun baru Masehi itu harus beraroma pesta. Kita ‘dipaksa’ untuk menyaksikan kemegahan dan keramaian perayaan tahun baru –misalnya- di Sydney, Moskwa, Berlin, Paris, London, New York, dan lain-lainnya.
Maka, dalam hal perayaan tahun baru Masehi, warga negeri ini seolah-olah tak ingin kalah dengan kota-kota besar di dunia. Lihatlah di berbagai perayaan tahun baru. Aktivitas berhura-hura adalah pemandangan yang paling mudah kita temui di berbagai tempat. Misal, banyak warga yang berkonvoi dengan kendaraan bermotor berkeliling kota dan lalu menuju ke berbagai pusat keramaian. Sebagian yang lain menikmati aneka hiburan di tempat rekreasi, hotel, dan lain-lainnya.
Ketika jam menunjuk pukul 00.00 pertanda tahun telah berganti, mereka beramai-ramai meniup terompet, membakar petasan, dan menyulut kembang api. Mereka luapkan rasa girang.
Termasuk di Kaabupaten Bone akan banyak aktifitas warga untuk merayakan tahun baru, pengadaan elekton bakar-bakar ikan masih mending tapi jika dipadukan dengan minuman ber al-kohol ini yang parah
Kegiatan tahun baru harus diubah kepada hal yang lebih bermamfaat. Wallahu al'lam
Tiap tahun, sangat banyak umat Islam yang terlibat dalam aktivitas yang ikut mensponsori bahkan menjadi pelopor perayaan tahun baru Masehi tersebut Padahal, di balik perayaan tahun baru Masehi ada resiko aqidah karena acara itu disuguhkan minuman beralkohol dan dugem tanpa ada batasan.
Memang sangat memprihatinkan saat menyaksikan performa banyak umat Islam di setiap perayaan tahun baru Masehi. Kecuali soal ancaman rusaknya aqidah, mereka yang bertahun-baruan Masehi juga melakukan beragam aktivitas yang tergolong sia-sia.
Lihatlah berbagai kegiatan yang kerap terjadi di perayaan tahun baru Masehi itu: Begadang semalam suntuk, berkonvoi dengan motor/mobil, bernyanyi-nyanyi, makan-makan, meniup terompet, membakar kembang api, dan hal-hal lain yang serupa dengan itu.
Harus kita akui, pengaruh media itu dahsyat. Misal, dari tahun ke tahun, lewat berbagai pemberitaan, pikiran kita seperti dicekoki bahwa perayaan tahun baru Masehi itu harus beraroma pesta. Kita ‘dipaksa’ untuk menyaksikan kemegahan dan keramaian perayaan tahun baru –misalnya- di Sydney, Moskwa, Berlin, Paris, London, New York, dan lain-lainnya.
Maka, dalam hal perayaan tahun baru Masehi, warga negeri ini seolah-olah tak ingin kalah dengan kota-kota besar di dunia. Lihatlah di berbagai perayaan tahun baru. Aktivitas berhura-hura adalah pemandangan yang paling mudah kita temui di berbagai tempat. Misal, banyak warga yang berkonvoi dengan kendaraan bermotor berkeliling kota dan lalu menuju ke berbagai pusat keramaian. Sebagian yang lain menikmati aneka hiburan di tempat rekreasi, hotel, dan lain-lainnya.
Ketika jam menunjuk pukul 00.00 pertanda tahun telah berganti, mereka beramai-ramai meniup terompet, membakar petasan, dan menyulut kembang api. Mereka luapkan rasa girang.
Termasuk di Kaabupaten Bone akan banyak aktifitas warga untuk merayakan tahun baru, pengadaan elekton bakar-bakar ikan masih mending tapi jika dipadukan dengan minuman ber al-kohol ini yang parah
Kegiatan tahun baru harus diubah kepada hal yang lebih bermamfaat. Wallahu al'lam
![]() |
Ember tuak yang diamankan POLRES Bone menjelang Tahun Baru |
Penulis : Immawan Usman Al-Khair,S.Pd
No comments:
Post a Comment