Monday, September 28, 2020

Paradigma Dalam Pembentukan Peradaban


"Siapa yang aktif mengambil peran dalam bidang keilmuan dan dalam rekayasa budaya dan peradaban pada era baru ini, maka ia akan keluar sebagai pemenang dalam konflik atau dialog antar peradaban yang kini sedang berlangsung."

Menurut al-Qardawi, peradaban yang sekarang ada di depan kita ini adalah dominasi peradaban Barat yang berakar dari pemikiran Yunani dan Romawi. Kedua pemikiran Barat ini memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:

a. Kekacauan pandangan menyangkut soal ketuhanan;

b. Berbasis materialisme dengan mengingkari unsur-unsur rohani dan hal-hal yang tidak dapat dijangkau indra;

c. Berbasis sekularisme dengan memisahkan antara agama dan negara;

d. Berbasis benturan (Taqum ala al Shira). Pemikiran barat itu tidak memiliki basis kedamaian (al-salam), ketenangan (al-Ththuma'ninah) dan cinta kasih (al-hubb). Pemikiran Barat mendorong benturan antar manusia dengan jiwanya, antarmanusia dengan tabiatnya, antara manusia dengan manusia, dan paling parah antara manusia dengan Tuhannya;

e. Pemikiran Barat berdasar kesombongan atau keangkuhan (al-Iisti'lq 'Ala al-Akharin). Dari kesombongan itu, maka muncul konsep superioritas etnis atau ras yang satu atas yang lain. Pemikiran ini lebih jauh memiliki pra-anggapan yang keliru bahwa suatu kelompok itu diciptakan sebagai pemimpin atau hakim bagi kelompok yang lain. Padahal secara fitrah, manusia itu adalah sederajat dan egaliter.

Dalam pandangan al-Qardhawi, umat manusia saat ini dan masa depan membutuhkan peradaban baru, yakni peradaban yang dibangun atas dasar pemikiran yang bukan pemikiran barat. Peradaban yang didasari atas iman kepada Allah dan seluruh risalah-Nya, iman kepada Hari Akhir, berdiri di atas nilai-nilai yang luhur yang tidak mungkin manusia menjadi manusia tanpanya, dan tidak berarti kehidupan itu tanpanya. Peradaban itu, kata al-Qardhawi, tidak lain adalah peradaban Islam (hadharah al-Islamiyyah).

Berlainan dengan peradaban Barat, peradaban Islam memiliki ciri-ciri utama, yaitu keseimbangan (al-tawazun), dan saling menyempurnakan (al-takamul).

Keseimbangan itu, menurut al-Qardhawi meliputi: ketuhanan dan kemanusiaan, wahyu dan akal, rohani dan materi, akhirat dan duniawi, individu dan kolektif, ide (matsaliyyah) dan realitas (waqi'iyyah), antara konservatisme dan futurisme, tanggung jawab (mas'uliyyah) dan liberalisasi (hurriyyah), antara ortodoksi (al-Ittiba') dan kreativitasi (al-Ibda), antara hak dan kewajiban, antara statis (al-tsabat) dan dinamis (taghayyur), dan antara memandang mukia (al-i'tizaz) dan toleransi (al-tasamuh).

Ciri al-Takaamul, menurut al-Qardhawi, adalah saling menyempurnakan antara satu ajaran dengan ajaran yang lain, seperti antara iman dan ilmu (takamul al 'ilm wa al iman). Iman tidak cukup tanpa ilmu, sebagaimana ilmu tidak berguna tanpa iman.

Menurut al-Qardhawi, yang menjadi keistimewaan Islam atas agama-agama lainnya adalah penghargaannya atas akal, ajakan Islam untuk merenung dan berefleksi (al-nazhr wa al-tafkir), motivasinya terhadap ilmu dan belajar, pemuliaan Islam kepada ilmuwan san cendikiawan, kebencian Islam terhadap jumud dan kebodohan, pujian Islam kepada budaya tulis-menulis (al-kitabah wa al-qalam) seperti ditunjukkan wahyu oertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Untuk membangun dan mewujudkan masa depan peradaban Islam seperti diharapkan, maka umat Islam, khususnya para ilmuwan dan akademisi, perlu memiliki mental keilmuan (scientific mentality) yang terbuka (open minded) dan etos kerja ilmiah yang tinggi seperti yang dahulu ditunjukkan oleh generasi terbaik Islam pada periode klasik (the golden age).

Disamping itu, hal lain yang juga penting menjadi perhatian umat Islam, adalah memberikan informasi dan presentasi yang benar dan objektif mengenai Islam.

Selama ini, terjadi distorsi, prasangka, dan bias-bias ideologis tentang Islam dan studi-studi Islam di dunia Barat. Dan dengan memanfaatkan minat dan antusiasme masyarakat Barat terhadap Islam pada era baru sekarang, maka kaum muslim dituntut untuk memanfaatkan peluang dan kesempatan ini sebagai "momentum" untuk memperkenalkan Islam dan budaya Islam secara benar kepada masyarakat dunia.

Inilah titik awal sinar kebangkitan peradaban Islam pada era baru pasca-modernisme sekarang ini.


Source: The True Da'wa-Menggagas Paradigma Baru Dakwah Era Milenia By Dr. A. Ilyas Ismail, M.A.

1 comment:

  1. Bally's New Orleans Casino | JamBase
    Bally's New Orleans Casino features three bars and 부산광역 출장마사지 restaurants - the H 남원 출장마사지 Lounge, The 천안 출장안마 Comedy Club and Café - along with 안성 출장샵 the Bally's 나주 출장마사지 New Orleans Casino.

    ReplyDelete