Perubahan adalah
sesuatu yang berbeda dari sebelumnya, sesuatu yang urgent yang hampir setiap
orang memilikinya. Perubahan yang di maksudkan di sini adalah “perubahan
sikap”, baik itu perubahan dari buruk menjadi baik, ataukah sebaliknya, baik
menjadi buruk. Dalam sebuah hadis, di jelaskan.
“siapa saja yang keadan amalnya hari ini lebih jelek dari hari kemarin,
maka ia terlaknat, Siapa yang hari ini
sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi, dan siapa yang
hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung”.
Ketika
ingin memberikan perubahan kepada orang lain, maka yang harus di lakukan adalah
melihat terlebih dahulu, sejauh mana perubahan itu ada pada diri kitaa sendiri.
Namun sebelumnya, kita juga bisa berubah karena adanya orang lain yang bisa
mempengaruhi kita, dan terkadang ketika down, orang yang sangat berpengaruh,
tidak berada di samping kita. Maka modal utama yang harus di lakukan adalah
“SUGESTI DIRI SENDIRI”. Mulailah menanamkan komitmen dalam hati, bahwa ‘SAYA
AKAN MENJADI ORANG YANG BERPENGARUH”.
Dengan
berjalannya waktu, ketika tidak ingin menjadi orang yang ingkar terhadap diri
sendiri tentang komitmen sebelumnya, maka kita akan berusaha melakukan hal-hal
positif demi komitmen kita.
1.
Memiliki
akhlakul karimah
2.
Unggul
dalam study
3.
Aktif
dalam organisasi
4.
Anggun
dalam berbusana
5.
Hobi
bersosialisasi dengan siapa pun
Untuk melakukan suatu
perubahan ke arah yang lebih baik, itu tidak mudah seperti membalikkan telapak
tangan. Harus di lakukan secara berproses (pelan-pelan), tidak secara instan.
Dalam proses itu, terkadang kita menemukan kerikil-kerikil yang membuat kita
terjatuh, misalnya, kerikil berupa perkataan pedas yang tidak bisa di terima
oleh hati dari orang-orang sekitar. Ketika terjatuh, berusahalah mensugestikan
diri, bahwa “jatuh itu hanyalah hal biasa dan bangkit itulah yang luar biasa”,
lalu tersenyum dan jadikanlah perkataan mereka sebagai motivasi untuk
membuktikan, bahwa “kita lebih baik daripada mereka”. Jangan pernah membiarkan
nasib kita di tangan mereka, atau pasrah dan membenarkan perkataan mereka,
karena yakin dan percaya kita akan gagal mencapai komitmen kita, bukannya kita
menjadi orang yang berpengaruh terhadap orang lain, tapi kita yang di pengaruhi
orng lain. Sesungguhnya menjadi orang yang tuli itu lebih baik daripada
membenarkan perkataan mereka, namun mengambil motivasi dari perkatan mereka
jauh lebih baik daripada menjadi orang yang tuli.
Ketika semuanya bisa
di lalui, mulai dari mensugestikan diri sendiri, melakukan hal-hal positif dan
melewati kerikil-kerikil itu. Secara tidak langsung, teman-teman yang melihat
perubahan kita, akan salut dan di hati kecilnya tumbuh benih-benih perasaan
untuk berubah seperti yang kita alami. Nah,
bagi kita, akan terasa ringan untuk mempengaruhi mereka. Maka
selanjutnya, kita harus bisa menyukseskan orang lain, yang dalam hal ini,
menjadi orang yang berpengaruh, memberikan warna kepada teman-teman dan
mansyarakat untuk menjadikan mereka lebih baik dari sebelumnya.
oleh NURBAETI
KABID Kader PIKOM KH.Ahmad Dahlan STKIP Muhammadiyah Bone
No comments:
Post a Comment