Sunday, July 5, 2015

Mereka yang Dulu Pernah di Ikatan


Waktu menunjukkan pukul 11.10 malam, dari sela-sela dinding rumah yang terbuat dari papan usang udara dingin merambat masuk membuatku yang sedari tadi duduk terpaku didepan layar PC ingin segera mengistirahatkan diri. Saat kulangkahkan kaki ketempat tidur sekumpulan buku berserakan diatas meja menarik perjatianku, buku-buku lama yang tidak pernah kubaca hingga tamat dan hanya kubaca sesekali jika timbul keinginan untuk membaca.

Barangkali bukan kebetulan kutemukan kumpulan surat keputusan sewaktu aku masih menjabat di Pimpinan Komisariat saat menaruh buku-buku lama dalam lemari. Kumpulan Surat keputusan itu terbungkus map berwarna merah dengan coretan dengan tinta hitam dibeberapa sisinya. Surat keputusan itu kupandangi dan kubaca satu persatu, lembaran demi lembaran dari setiap periode kepemimpinan membuatku sesekali menghela nafas dalam-dalam.

Dalam keheningan malam aku tertegun, sebaris memori samar yang kian jelas tentang suatu masa membuatku mengulum senyum dan hati berdenyut perih.

Kemanakah mereka yang dulu pernah bersama berjuang dalam ikatan?
Apakah mereka telah mendapatkan apa yang mereka cari?
Akankah kita dipertemukan kembali dalam hubungan persaudaraan seperti dahulu kala?

Mereka telah sibuk dengan jalannya masing-masing, beberapa masih berada dekat namun terasa jauh dan beberapa tak pernah lagi terdengar kabarnya. Mereka masih sibuk mencari keinginan yang menjadi alasan mundurnya mereka dari medan perjuangan. Sepertinya kita tidak akan dipertemukan kembali dalam hubungan persaudaraan saat kau yakinkan diri saat terakhir kau nampakkan dirimu dengan wajah datar dengan kata berbalut sandiwara seperti tak pernah ada bekas ingatan hal yang pernah kita lalui bersama.

Entahlah, beberapa kali waktu itu kuyakinkan mereka untuk tidak gentar saat berjuang dijalur kebenaran namun pilihan kembali kepada mereka. Masa yang kita lalui begitu indah saat kita dihadapkan dengan berbagai masalah yang ada namun beberapa diantara kita memilih untuk mundur saat merasa tak mampu lagi menapaki jalan yang penuh duri hingga rentetan masalah hanya menyisakan sedikit dari kita yang masih bertahan. Kebatilan yang menjadi musuh kita tak kunjung hilang, kini berat rasa hati tinggalah aku sendiri memikul beban yang dulu menyenagkan kini terasa meresahkan. Saat kau jumpai diriku tak lagi tersenyum disaat kita bertemu, itu karena beban masalah yang kuhadapi sendiri saat kepergianmu namun semua tetap kujalani hingga saat kembalinya dirimu namun beberapa tahun berlalu hingga kumundur dari ikatan saat mencapai masanya di Pimpinan Cabang mereka tak pernah kembali.

Kumpulan surat keputusan itu kumasukkan kembali kedalam map dan kusimpan dengan baik dalam lemari dan pada waktunya akan kuperliahatkan sebagai bukti dan pengingat mereka dahulu yang pernah berjuang akan masa dalam satu ikatan yang terlupa tentang goresan kenangan lampau tak tergantikan.

Penulis : Fikar Exact

No comments:

Post a Comment