LP IMM BONE, Istilah radikalisme dan terorisme mengatasnamakan
agama menjadi perhatian khusus dunia international terlebih bagi Negara
mayoritas muslim. Menghadapi kelompok kecil yang agresif baik dilevel penyebaran
ideology hingga pemaksaan sampai kasus terorisme dalam bentuk bom dan
penembakan kiranya adalah hal yang menjadi alasan dibentuknya lembaga untuk
menanggulangi terorisme dalam bentuk apapun.
Dibentuknya Densus 88 adalah jawaban pemerintah untuk menanggulangi segala bentuk terorisme baik yang bersumber dari dalam dan luar Negara. Namun sampai pada hari ini kinerja Densus 88 sebagai lembaga anti terror kian dipertanyakan oleh berbagai lapisan masyrakat dari berbagai daerah dalam bentuk demonstrasi dan administrasi. Bagaimana tidak kematian siyono adalah satu dari ratusan kasus kesewenang-wenangan densus terhadap masyrakat Indonesia. Dengan mengabaikan asas praduga tak bersalah dan SOP (standar operation procedure) Densus 88 bertindak bak algojo menembaki lansung mereka terduga teroris baik dalam keadaan tidur terlelap atau melaksanakan ibadah tanpa adanya verifikasi. Kasus salah tangkap, tuduhan tak beralasan, penyalahan SOP, mengesampingkan HAM adalah deretan rapor merah milik densus 88 yang kiranya menjadi alasan yang lebih dari cukup untuk direvisi kewenangannya ataupun dihapuskan keberadaannya.
Densus 88 yang seperti
memfokuskan islam sebagai target operasi dengan berpandangan islam adalah agama
pencetak teroris sungguh tak mampu dibenarkan oleh logika. Densus 88 kini telah
menimbulkan rasa takut di tengah-tengah masyarakat, mengintai mereka yang rajin
melaksanakan Ibadah. Islam yang idealnya adalah Agama yang melarang semua
bentuk kekerasan tak beralasan dan mengharamkan pembunuhan, hanya karena berita
simpang siur yang tidak jelas kebenaranya dapat lantas dijadikan alasan untuk
menjadikannya agama teroris. Mengapa Densus 88 tidak menanggulangi terror dalam
bentuk nyata Gerakan Aceh Merdeka, Gerakan Papua Merdeka yang dimotori asing
yang kebenarannya tak dapat dibantah lagi dan meninggalkan stigma sebagai
lembaga penebar terror yang disandangnya.
Writer : Fikar Exact
No comments:
Post a Comment