Friday, June 5, 2020

Pandemi, Apa Kabar Persiapan Bonus Demografi?



"Aku takut pada hari dimana teknologi akan melampaui interaksi manusia, sehingga akan melahirkan generasi yang idiot." -Albert Einstein

Indonesia pertama kali mengonfirmasi keberadaan penyakit Covid-19 atau corona pada Senin, 2 Maret 2020 lalu. Kala itu dimulai dari dua orang yang terdeteksi positif. Hingga tanggal 5 Juni 2020 data kasus mencapai 29.521 yang dinyatakan positif, 1.770 meninggal dunia, dan yang sembuh 9.443. Sungguh suatu pencapaian yang cukup mengerikan, dari dua menjadi hampir 30.000 dan ini terus bertambah setiap harinya.

Indonesia sekarang di masa kritis melewati masa pandemi ini.

Diluar dari pemberitaan pandemi ini, nyatanya tanpa kita sadari beberapa tahun lagi Indonesia akan mencapai masa keemasan. Indonesia Emas 2045. Namun sebelum mencapai hal tersebut, Indonesia akan mengalami yang namanya Bonus Demografi. Pernah mendengarnya?

Demografi atau ilmu kependudukan adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan (Wikipedia). Sedangkan bonus demografi sendiri yaitu dimana usia produktif yakni usia 15-65 tahun lebih besar dibandingkan yang tidak produktif yakni yang berusia 0-14 tahun dan >65 tahun.

Suatu harapan yang besar Indonesia mengalami dan melewati masa ini, dimana Indonesia dipenuhi orang-orang yang berusia produktif.

Namun sebelum terlena dengan dengan hasil yang besar perlu dipahami bahwa untuk mencapai bonus demografi tidak hanya serta merta tentang lebih banyaknya usia produktif pada suatu negara. Perkembangan ini juga harus selaras dengan pengelolaan sumber daya manusianya yang mumpuni. Seperti halnya dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan juga tentunya persediaan persiapan lapangan pekerjaan yang luas.

Karena jika masa bonus demografi ini tidak terkelola dengan baik, tidak dipersiapkan secara serius dalam mencapainya maka niat ingin mendapatkan bonus demografi bisa saja malah akan menjadi bencana demografi jika tidak ditangani dengan sebaik-baiknya, karena akan banyak dan bertebaran pengangguran dan pastinya akan berdampak pada potensi terjadinya konflik sosial.

Atau dengan kata lain, bonus demografi akan berhasil jika kita mampu menyelaraskan kuantitas dan kualitas para pemilik usia produktif itu.

Dengan terjadinya pandemi seperti sekarang ini, persiapan menghadapi masa bonus demografi, masalah lapangan pekerjaan dan sebagainya menjadi tantangan sendiri bagi negara kita. Malah sebelum memasuki masa itu telah banyak terjadi PHK dimana-mana diakibatkan dampak dari Covid-19 ini. Maka akan menjadi tanggung jawab bagi pemerintah kedepannya bagaimana merancang masa depan Indonesia dengan segala hal yang sekarang dapat dikatakan masih sangat jauh untuk mencapai bonus demografi tersebut.

Resiko kematian dan korban positif Covid-19 meskipun tidak semuanya berasal dari usia produktif, namun ini tetap menjadi kewaspadaan tersendiri. Karena kedepannya orang-orang inilah yang akan menjalani kehidupan baru setelah pandemi ini, harus lebih diperhatikan bagaimana solusi masa depan anak bangsa yang menjadi jawaban masa depan bangsa sendiri.

Untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045 nantinya, maka segala usaha atas pencapaian yang diharapkan harus dimulai dari sekarang, karena segala dampak dari ke produktifan saat ini maka itulah yang akan menjadi hasil yang kita capai di 100 Tahun Indonesia nantinya.

Masih ada berapa tahun memang Indonesia ada di titik emasnya, namun waktu tidak akan menunggu apakah kita sudah mampu menggapainya atau belum. Proses untuk mencapai puncak harus dimulai dari sekarang. Masih banyak PR yang harus kita sadari sebagai bagian dari orang-orang yang akan melewati masa-masa tersebut.

Apakah kita akan mencapai bonus demografi dan memaknai hakikat dari Indonesia Emas itu? Atau malah menjadi orang-orang yang akan membuat bencana demografi dan merusak makna 100 tahun itu?

Proses kita sekarang maka itulah nanti menjadi jawaban hasil kita kelak. Bonus ataupun bencana demografi ada di tangan generasi kita sekarang.

"Sejarah akan mencatat apakah keemasan ini menjadi keberhasilan atau malah kegagalan. Semua ada di tangan kalian para pelanjut generasi."


 Fastabiqul Khaerat



IMMawati Yuls
Ketua Bidang MEKOM
PC IMM Bone Periode 2020-2021



*Nb: foto diambil jauh sebelum pengumuman Corona yang telah menapaki tanah Nusantara.

No comments:

Post a Comment