Tuesday, November 3, 2020

Mempermudahlah, Jangan Mempersulit

—Hadist Of The Day—

Manusia adalah makhluk sosial, kita hidup dalam suatu lingkungan tertentu, entah keluarga, sekolah, kampus, organisasi, bahkan masyarakat. Dimana jenis manusia berbeda-beda, sama halnya tidak ada sidik jari yang sama begitu pun dengan kepribadian manusia, memiliki ciri khasnya masing-masing.

Apa yang menurut kita seharusnya dilakukan, tapi dalam kondisi tertentu tidak sama seperti orang lain. Kondisi subyektif menilai segala situasi hanya berdasarkan mata kita sekata tak jarang menjadi miskomunikasi yang biasa terjadi.

Hal yang mungkin mudah bagi diri kita, tapi bisa saja menurut orang lain adalah sulit. Dilain waktu kita sadari, tapi boleh jadi lebih banyak hal yang kita tidak sadari.

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang sering mempersulit orang lain, bahkan sering mengganggu ketenangannya. Namun bagaimana jika iya?

Maka terdapat beberapa tanda-tanda kamu termasuk orang yang menyusahkan orang lain:

1. Melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.

Setiap kita pasti memiliki tanggung jawab masing-masing, namun tak dipungkiri bahwa mungkin tanggung jawab itu merasa berat untuk kita tunaikan. Namun bukannya mencari solusi terbaik, kita dengan mudahnya langsung melemparkan tanggung jawab itu kepada orang lain.

Cobalah untuk senantiasa berpikir jernih, dan mencari solusi atas masalah yang ada. Ketika hanya melemparkan kepada orang lain, jangan-jangan orang bahkan lebih kesusahan dibandingkan dengan kita sendiri. Ataukah mencoba berdiskusi untuk lebih memahamkan terhadap tanggung jawab yang diemban, akan selalu ada orang-orang baik yang akan kita temukan, dan jika belum menemukan, mungkin kita adalah orang baik itu buat yang lain.

2. Pembagian amanah yang timpang.

Mari mencoba intropeksi bersama, apakah selama ini ketika memberikan amanah, sudah merasa adil? Atau malah timpang sebelah? Dengan dalih ini dan itu sehingga terjadi diskriminasi dan kecondongan antara satu dengan yang lainnya.

Ketika kita sudah merasa adil. Coba tetap ditelisik, apakah rasa adil itu ada karena memang sudah berusaha membagi sebaik mungkin, ataukah malah hanya pembelaan dari otakmu yang tidak mau merasa disalahkan.

3. Orang lain merasa tidak nyaman berada dekat denganmu.

Salah satu sumber pengetahuan adalah perasaan. Beberapa hal memang tidak serta dinilai berdasarkan perasaan semata, namun dilain sisi dengan kepekaan perasaan maka akan terasa nyaman ketidak nyamanan ketika berkomunikasi dengan orang lain.

Banyak faktor memang yang membuat ketidaknyamanan hadir, namun juga salah satunya bisa jadi karena sikap kita sendiri. Ada saja perasaan was-was orang lain terhadap diri kita.

4. Cepat atau lambat, kehidupanmu juga akan terasa sulit.

Apa yang kita dapatkan hari ini. Bisa saja karena sikap-sikap di masa lampau. Bisa saja segala kebaikan yang kita dapatkan hari ini adalah balasan dari kebaikan-kebaikan yang kita lakukan terdahulu. Begitupun dengan keburukan.

Hukum karma tidak hanya terjadi hanya sekali namun langsung azab yang besar, mungkin seperti Firaun yang mendapatkan karmanya diakhir hidupnya. Tapi tidak menutup kemungkinan karma akan dicicil sedikit demi sedikit tanpa kita sadari, bahwa ini balasan orang-orang yang pernah tidak ridho dengan sikap kita.

5. Memanfaatkan kebaikan orang lain

Apakah salah memanfaatkan kebaikan orang lain? Tentu tidak, jika masih dalam taraf yang wajar. Tapi jika berlebihan, maka akan terjadi tendensi sepihak untuk memperalat orang-orang tertentu.

Tentunya kebaikan-kebaikan dilakukan atas dasar kebaikan pula. Bukan karena alasan keterpaksaan, ataupun tidak ada pilihan lain, atau bahkan memanfaatkan orang lain dengan pikiran sudah dia saja toh pasti dia nurut.

Beberapa hal perlu untuk dipertimbangkan, amanah tidak akan salah memilih pundak, namun tidta menutup kemungkinan bahwa orang yang berkuasa mempermainkan pemberian amanah.

Amanah akan tetap dilaksanakan bagaimana pun keadaannya, entah baik atau buruk. Tapi bukankah indah, jika amanah dilaksanakan dengan penuh cinta?

Itu tadi hanya segelintir contoh beberapa sikap yang bisa jadi mengganggu ketentraman orang lain, jika ada tanda tersebut dalam diri kita, maka seharusnya lah kita untuk senantiasa berbenah diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Menjadi teladan dan mengupayakan diri sebagai uswatun hasanah.

"Kesadaran kehidupan bukan hanya persoalan keinginan tapi pembuktian"


Fastabiqul Khaerat


IMMawati Nurul Ashiqin binti Larawi
Sekretaris Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman
PC IMM Bone

 

No comments:

Post a Comment