Rembulan bersinar dari balik awan, sinarnya menembus
melewati celah-celah awan yang sedari tadi bergerak dibawa angin. Udara malam
yang dingin bercampur air mengisi paru-paru tak membuat kami goyah dari tempat
kami duduk, bisa berbincang seperti ini juga tidak datang setiap hari, pikirku
dalam hati.
Diteras sekretariat PIKOM IMM saat waktu menunjukkan pukul
11 malam. Ditemani kopi, denganku Takwin berbincang dan melakukan perbandingan tentang
Negara untuk melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik, dimana religi
adalah fokus utamanya sedangkan Suparman duduk tidak jauh, terpaku pada layar
PCnya sembari mendengarkan dan sesekali tersenyum.
Kabut Asap yang menyebabkan ISPA dikarenakan pembakaran lahan, Perombakan kabinet kerja Jokowi JK, Kasus Korupsi tak kunjung putus menghiasi layar kaca, rusaknya moral bangsa karena pengaruh media cetak maupun elektronik, bahkan jatuhnya Lorenzo karena dijegal valentino menjadi trending topic.
Kabut Asap yang menyebabkan ISPA dikarenakan pembakaran lahan, Perombakan kabinet kerja Jokowi JK, Kasus Korupsi tak kunjung putus menghiasi layar kaca, rusaknya moral bangsa karena pengaruh media cetak maupun elektronik, bahkan jatuhnya Lorenzo karena dijegal valentino menjadi trending topic.
Kesimpulan yang kutarik dari perbincangan itu adalah
berikut. Bila dilinearkan dengan
cerita legendaris tentang seseorang yang ingin merubah dunia namun berakhir
dengan hanya mampu mengubah dirinya sendiri dipenghujung hidupnya maka hal yang
harusnya saya, anda dan kita lakukan adalah mengubah sesuatu dari yang terkecil.
Kita selaku kader dari Organisai Dakwah secara personal haruslah mengevaluasi diri, Apakah fii sabilillah telah kita tegakkan lewat hati, kata dan perbuatan? Apakah akademisi islami berakhlak mulia yang menjadi tujuan kita, telah kita capai? Atau yang sepeleh, Apakah sejak kita bergabung Al-Quran telah tamat kita baca dengan maknanya?
Hari ini syiar dakwah sulit kita temukan dalam masjid, bangku perkuliahan atau bahkan dalam aktivitas sederhana.
Kita selaku kader dari Organisai Dakwah secara personal haruslah mengevaluasi diri, Apakah fii sabilillah telah kita tegakkan lewat hati, kata dan perbuatan? Apakah akademisi islami berakhlak mulia yang menjadi tujuan kita, telah kita capai? Atau yang sepeleh, Apakah sejak kita bergabung Al-Quran telah tamat kita baca dengan maknanya?
Hari ini syiar dakwah sulit kita temukan dalam masjid, bangku perkuliahan atau bahkan dalam aktivitas sederhana.
Hari ini kaos oblong, celana jeans/training dengan tampilan
yang kurang rapi mendominasi dalam berpenampilan dalam keseharian dan tugas
organisasi.
Hari ini senyum, salam dan sapa bukti keramahan dan kesan yang
Sudirman Mappiare sampaikan saat pertama kalinya menginjakkan kakinya di
secretariat mulai pudar dan langkah adanya jika kita berkunjung.
Kabut asap mungkin menghalangi diri kader dalam menyibak
tabir pemikiran hingga membuat perombakan kabinet kerja menjadi jalan keluar,
kasus korupsi waktu tak kunjung terhenti hingga tinggal menunggu waktu hingga
media cetak dan elektronik merusak moral kader. Jika hal ini terus dibiarkan
bukan tidak mungkin kader IMM lari menyalahkan zaman kemudian terjatuh kedalam
hal bersifat negatif bak jatuhnya Lorenzo dijegal oleh valentino.
Adalah ironi jika kita mengharapkan adanya perubahan pada
lingkungan sekitar sedang kita tidak mampu menjadi role model bagi orang lain. Satu hal yang pasti, lantai yang kotor
tidak akan mampu dibersihkan oleh sapu yang juga kotor.
Mulai dari sekarang kader-kader harus belajar dan mulai
bertindak dari hal terkecil. Janganlah menunggu waktu yang tepat untuk membuat
sesuatunya sempurna tapi lakukanlah sekarang dan buatlah menjadi sempurna.
Pikirku hingga cangkir yang terisi kopi telah kering hingga
kedasar memberi tanda bulan harus kembali ke peraduannya namun memori yang
terukir kan mengiring pembicara ke tempat peristirahatannya.
writer : Fikar Exact
No comments:
Post a Comment