Friday, July 3, 2020

Warna Perjuangan Terletak Pada Cobaan dan Ujian bukan Pujian



Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan organisasi otonom dari Muhammadiyah. Dimana Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah atau akrab disapa IMM ini merupakan organisasi yang bergerak dibidang dakwah, yakni dakwah amar makruf nahi mungkar.

Meskipun ranah dari aktivis IMM ini adalah ranah dakwah, namun tidak menjadikan para aktivisnya hanya bergelut pada posisi penceramah (mubalig) saja. Ya meskipun tidak dipungkiri bahwa memang ada yang terjun dalam ranah tersebut.

IMM atau dalam hal ini secara garis besar Muhammadiyah memiliki keluaran kader yang terbagi menjadi kader persyarikatan, kader ummat, dan kader bangsa. Diharapkan para kader ini dapat memasuki segala lini dalam kehidupan bermasyarakat maupun berbangsa.

Dalam pengaplikasian kehidupan ini, dapat dikatakan bahwa aktivitas di IMM memiliki artian yang sama dengan dai. Menurut Ilyas Ismail, Dai dalam bahasa Arab Al-Dai, al-da'iyyah, dan al-du'ah menunjuk pada pelaku (subjek) dan penggerak (aktivis) kegiatan dakwah, yaitu orang yang berusaha untuk mewujudkan Islam dalam semua segi kehidupan baik pada tataran individu, keluarga, masyarakat, umat, dan bangsa. Sehingga dapat dikatakan bahwa kader IMM lebih mirip dikatakan da'i karena da'i memiliki artian dakwah yang lebih luas sehingga mencakup semua lini kehidupan berbeda dengan mubalig yang memang hanya pada ranah penceramah saja.

Dalam menjalankan pergerakan dakwah maka tak akan pernah jauh dari yang namanya perjuangan dan ujian. Setiap kita yang telah memilih dan mengikrarkan diri dalam perjalanan dakwah pasti menemukan ujiannya sendiri. Jangankan berbicara tentang kita, Rasulullah ﷺ saja seorang hamba Allah ﷻ yang sangat agung tidak mudah dalam menjalankan dakwahnya hingga segala cobaan dan ujian yang telah menghampirinya, apalagi jika itu hanya kita sebagai orang yang jauh dari kata sempurna untuk berdakwah, yang masih banyak memiliki kekurangan, maka dipastikan cobaan dan ujian akan datang menghampiri.

Ujian tak pelak seperti kunci dan gembok yang senantiasa bersama mengiringi setiap perjuangan. Dan merasakan lelah dan letih itu manusiawi, sebagai kita hanyalah manusia biasa. Namun bukan hanya persoalan ujian tersebut, tapi bagaimana kekuatan tekad kita dalam menghadapi setiap cobaan yang datang kepada kita. Disinilah kekuatan iman kita diuji bukankah Allah ﷻ mengatakan dalam Firmannya surah Al-Ankabut ayat 2 yang artinya

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji lagi?

Nah hal ini sama halnya dengan ikrar kita ketika kita memilih jalan dakwah sebagai jalan perjuangan kita maka pasti ujian akan senantiasa datang silih berganti.

Ujian datang bukan untuk melemahkan namun itulah jalan kekuatan tekad kita agar lebih yakin dalam menjalaninya.

Menurut Sayyid Qhutub bahwa cobaan dan ujian dalam dakwah ini memiliki makna. Diantaranya, disebutkan bahwa ujian dan cobaan itu dimaksudkan untuk mendidik dan menguatkan jiwa. Ujian ini diperlukan katanya agar jiwa para pengemban dakwah ini diharapkan dapat semakin kuat setingkat dengan perjuangan yang mereka upayakan. Karena ketika tanpa ujian semacam ini, beliau mengatakan jiwa dan keimanan mereka akan mudah goyah setiap kali ada goncangan. Maka semakin kuat perjuangan yang dilakukan semakin besar pula ujian yang akan menghampiri.

Ujian dan cobaan berat itu, lebih lanjut dikatakan bahwa justru dapat menggali segala potensi yang selama ini terpendam. Karena Sayyid Qhutub mengatakan bahwa orang muslim sering kali tidak mengetahui kekuatannya sendiri kecuali dibawah tekanan yang berat. Kita seringkali beralasan tidak mampu sehingga menjadi tidak serius dalam menjalankan amanah, hingga ujian itu datang dan mengharuskan kita melakukan hal-hal yang tidak pernah kita lakukan dan pikirkan sebelumnya bahkan dapat melampaui batas kemampuan yang kita kira.

Hikmah lain dalam cobaan ini yakni untuk menguji kesabaran para dai, dimana hal ini disampaikan dalam Firman Allah ﷻ dalam QS. Al-Imran ayat 142 yang artinya

"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar"

Menurut Sayyid Qhutub, iman adalah perjuangan (jihad) dan sabar dalam perjuangan itu. Seorang muslim tidak cukup hanya melakukan jihad, tetapi juga bersabar atas semua resiko yang ditimbulkannya. Perjuangan pun bukan hanya sebatas perjuangan fisik semata. Namun juga bisa jadi tentang keistiqomahan, pengejawantahan iman baik dalam rasa, sikap, dan perilaku, serta perjuangan lain yang sifatnya mungkin tidak akan ada habisnya.

Hikmah selanjutnya menurut Sayyid Qhutub ialah untuk mengetahui dan membedakan antara orang-orang mukmin yang sejati dengan yang dusta. Ini sama halnya untuk menguji kita agar dapat melihat kader yang loyal dengan yang tidak. Karena bagaimana bisa kita dapt membedakan kualitas jika mereka tidak pernah melalui ujian dan cobaan. Karena orang mukmin yang sejati kata Sayyid Qhutub  memiliki sifat konsisten dan tahan uji terhadap segala cobaan, sedang orang-orang yang dusta mudah goyah setiap kali ada goncangan.

Itulah beberapa hikmah dari cobaan dan ujian dalam aktivitas dakwah menurut Sayyid Qhutub. Segala bentuk ujian bukan untuk melemahkan kita namun sebaliknya ialah jalan untuk menguatkan tekad kita agar lebih serius lagi dalam menjalankannya.

Karena jalan dakwah memang bukanlah jalan yang mudah penuh dengan bunga-bunga indah yang dijumpai setiap saat, namun ini adalah jalan perjuangan yang penuh dengan kerikil tajam yang siap menguji kualitas iman dan niat kita kapan saja.

Maka kuatkanlah niat dalam berjalan dijalan dakwah, karena ini bukanlah sekedar jalan biasa tapi merupakan jalan orang-orang spesial yang telah dipilih oleh Allah ﷻ.


Billahi Fii Sabilil Haq
Fastabiqul Khaerat


IMMawati Yuls
KABID Mekom PC IMM Bone
Periode 2020-2021

No comments:

Post a Comment